Motif yg dilatar belakangi karena melihat keindahan Masjid Astana Sultan Hadlirin yang terletak di Desa Mantingan Tahunan. Masjid ini perpaduan dari 3 budaya Hindu-Jawa-China. Didepan masjid ini masih terlihat relief ornamen hiasan di dinding masjid. Didinding masjid Astana terdpt 215 ukiran yg terbuat dari batu, yaitu watu wungkal. Batu-batu utk membuat relief ini didatangkan langsung oleh Sultan Hadlirin dari China.

Sultan Hadlirin Raja pertama kasultanan Kalinyamat di Jepara, beliau sosok yang mempelopori kerajinan ukir di Jepara. Kata Kupat sendiri diambil dari kebiasaan kupatan di Jepara yang diartikan sebagai bentuk rasa saling memaafkan antar sesama manusia.
Dengan memakai kain tenun ini diharapkan menjadi seorang yang berwibawa, terlihat tegas dan memiliki sifat mudah memaafkan oranglain.

Jagad Ageng dalam mitologi Jawa adalah alam semesta. Yg mencerminkan hubungan antara alam, manusia dan
penciptanya merupakan satu kesatuan
yang utuh, sehingga manusia wajib menjaga
harmoni kehidupan, menjaga kelestarian
alam dan manembah dengan Allah (Gusti
kang murbeng dumadi).

Taplak Meja ini bunga asem yang dipadukan dengan kupu-kupu memberikan pesan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Taplak ini dikerjakan secara handmade dengan teknik celup dan bahan pewarna alami indigofera dst...