Sejarah lahirnya Petung Java Coffee
Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan yang berada kira-kira 45 Km dari pusat kota kabupaten Kabupaten Pekalongan yang berbatasan dengan kab. Banjarnegara Jawa Tengah dengan ketinggian 600 sampai 1600 dpl. Petungkriyono yang dikelilingi oleh alam pegunungan hutan tropis terbaik di Pulau Jawa memiliki aneka flora dan fauna yang cukup unik termasuk satwa langka yang dilindungi Owa Jawa dan Elang . Sumber daya alam yang luar biasa ini didukung dengan culture budaya masyarakat Petungkriyono yang masih sangat ramah dengan alam menjadikan bentangan ekosistem kawasan alam yang sangat indah ini masih terjaga kelestariannya. Dengan hati yang tulus masyarakat tetap menjaga alam dari kerusakan, demi mewariskan kepada anak cucuk ke depan. Di bawah sela-sela naungan pepohonan hutan lindung dan hutan produksi milik Perum Perhutani tumbuh tanaman kopi yang sebagaian besar kopi peninggalan jaman penjajahan Belanda, seperti varitas Robusta biji kecil dan sebagian kecil liberika. Mulai tahun 2000 an barulah masyarakat mulai menanan kopi jenis Arabica varitas katura, typica, lini s, sigararuntang dan andungsari baik dari bantuan pemerintah daerah maupun secara mandiri sebagai tanaman tumpangsari dengan tanaman sayuran. Masyarakat Petungkriyono yang mayoritas matapencaharian petani sudah tidak asing lagi dalam hal budidaya tanaman kopi. Model penanaman secara alami dengan pola pemupukan memakai pupuk kandang maupun hasil lapukan dari ranting-ranting pohon menjadikan tanaman kopi tumbuh subur dan lebat buahnya. Menanam kopi bagi masyarakat merupakan penghasilan tabungan tahunan karna musim taman sekali dalam satu tahun.
Ketika musim panen mereka mengolah dengan sistem dry proses / natural maupun hony yang mereka jual dalam bentuk greenben.

Pada Tahun 2015 saya melihat hasil panen penduduk terutama di dusun Rowo Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono sebagaian besar dijual ke tengkulak dalam bentun greenben dengan harga yang murah, selain dikunsumsi sendiri. Kami mulai berpikir bagaimana caranya menaikan harga jual kopi ketikaa panen raya. Maka sejak itu saya mulai berpikir merintis bisnis kopi dengan Pak Wardoyo salah satu petani kopi saya ajak kerjasama untuk memulai usaha kami dengan cara ketika panen kopinya kami beli biji ceri kopi merahnya. Setelah biji kopi kami proses Usaha awal kami membuat kopi kemasan bubuk dengan pengolahan seadanya, di goreng memakai kuali tanah ( sangan ) setelah matang baru saya tumbuk memakai alu dan lumpang batu warisan dari peninggalan kakek , setelah jadi bubuk kami kemas ukuran 100 gram dan coba saya tawarkan ke warung – warung makan, kedai kopi dan kios-kios. Kurang lebih 3 bulan berproses ternyata respon dari pencinta kopi semakin banyak mereka suka dengan kopi yang kami buat, aroma yang enak dan rasa yang khas semakin banyak yang suka.


Pengalaman Ekspor :

Melalui Diaspora di Luar Negeri ke Malaysia

Belanja Disini:

Shopee



Location for : Listing Title